GANTI MOBIL

Tahun 2011 sudah 3 kali aku menyusuri pantai utara dan pantai selatan pulau Jawa dan pulau Bali. Pertama kali pada bulan Mei dengan menggunakan mobil jip 1600 cc produksi tahun 2003. Aku melakukan perjalanan Jakarta-Bali selama +/- 1 bulan serta menempuh jarak +/- 3.300 km. Aku keliling-keliling di setiap kota yang kusinggahi, sambil menolong orang yang butuh pengobatan. Ya, aku seorang pengobat tradisional (therapist).

Sepulang dari keliling pulau Jawa dan Bali, aku merasakan nyeri pada pinggang dan punggung ku. Saat itu aku tak tahu apa yang menyebabkannya. Mungkin karena salah posisi saat menyetir, atau hanya kecapaian saja, atau ada penyebab lainnya.

Sebulan istirahat di rumah (Jakarta), sakit ku berangsur pulih. Aku pun berencana melakukan perjalanan lagi. Maka, pada bulan Juli, aku berangkat lagi menggunakan mobil yang sama, jip 1600 cc. Dengan jarak tempuh dan waktu yang kurang lebih sama, karena singgah di beberapa kota sepanjang pantai selatan dan pantai utara pulau Jawa.

Tiba kembali di Jakarta, pinggang dan punggung ku terasa lebih nyeri lagi, ditambah nyeri di lutut kanan. Hampir saja aku mengganti kursi pengemudi dengan kursi yang lebih empuk dan lebih nyaman, karena kupikir itu penyebabnya. Tapi niat itu kubatalkan. Aku ingin mencoba dengan city car 1100 cc produksi tahun 2009, yang relatif baru, ringan dan empuk kursinya serta sedikit bantingannya.

Maka perjalanan berikutnya aku menuju ke kota Malang, yang berjarak +/- 800 km dari Jakarta. Tapi sampai di kota Rembang, aku merasakan nyeri pada lutut kanan ku. Terpaksa aku istirahat dulu 1 malam di kota ini, sebelum melanjutkan perjalanan keesokan harinya.

Setiba di Malang, lutut kanan ku masih terasa nyeri dan menjalar ke pinggang kanan ku. Analisa sementara, disebabkan kaki kanan tidak bisa lurus saat menginjak pedal gas, walau kursi sudah dimundurkan hingga mentok. Setelah istirahat yang cukup di kota Malang, hingga nyeri dilutut dan pinggangku pulih, aku berniat kembali ke Jakarta.

Dari Malang ke Jakarta, kucoba untuk non stop. Ditengah perjalanan, aku rasakan kembali nyeri itu, tapi kupaksakan untuk terus melanjutkan perjalanan. 100 km menjelang Jakarta, rasa nyeri dilutut kanan semakin menjadi, hingga terkadang aku perlu memijat sendiri sambil terus menyetir. Benar juga, setiba di Jakarta, aku butuh istirahat total guna memulihkan lutut kanan ku yang membengkak serta pinggang ku yang sakit, bahkan bila aku tertawa terlalu keras.

Aku berpikir keras untuk mendapatkan solusinya. Beberapa penyebab yang telah kucatat, antara lain:
  1. Suspensi keras;
  2. Mobil oleng;
  3. Jarak pedal rem dengan kursi terlalu pendek dan tidak sesuai dengan panjang kaki ku.
Haruskah aku modif satu-persatu?
Aku pikir lebih efisien ganti mobil yang dapat memecahkan masalah-masalah itu. Dan aku fokus pada mobil Eropa, yang terkenal nyaman dikendarai. Beberapa pendapat sinis tentang mobil Eropa juga ku pelajari, seperti:
  1. Boros bahan bakar.
  2. Sulit / mahal perawatan.
  3. Pajak mahal.....dll.
Setelah mendapat  info yang cukup, akhirnya kuputuskan untuk ganti mobil dengan Mercedes Benz W202 - C200 A/T tahun 1997, dengan pertimbangan: 
  1. Branded & prestigious.
  2. Klik spesifikasinya sebagai berikut (intinya: lebih sporty, tenaga oke, irit bensin, dll).
 Setelah mencoba sendiri, lebih banyak lagi keuntungan yang kuperoleh. 
  1. Comfortable alias sangat nyaman dikendarai. Saking nyamannya, penumpang banyak yang tertidur (contoh: melewati polisi tidur tidak terasa).
  2. Handling oke.
  3. Tanjakan oke.
  4. Stabil, tidak oleng.
  5. Perbaikan memang butuh dana lumayan besar, tapi perawatan rutin berikutnya relatif lebih murah dibanding mobil baru.
  6. Bensin irit (1 liter untuk 10 km), bandingkan dengan mobil sekelasnya (2000 cc).
  7. dan masih banyak lagi.
Yang jelas setelah 3 kali menempuh perjalanan jarak jauh (1600 - 2400 km), mobil tidak bermasalah dan sopirnya tidak sakit pinggang, punggung dan lutut lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar yang baik dan sopan.